Kamis, 26 Agustus 2010

ABORTUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS
TERHADAP Ny. D DENGAN ABORTUS INSIPENS
DI BPS. ANAS SUTRIMAH
GENDOH







:











OLEH


HADIYANTI WARINGGA
Nim: 080301111







UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI DII KEBIDANAN
BANYUWANGI
2010

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS
TERHADAP Ny. D DENGAN ABORTUS INSIPENS
DI BPS ANAS SUTRIMAH
GENDOH




MAHASISWA






Hadiyanti Waringga






PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK





















LANDASAN TEORI


A. Pengertian Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu, pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Prof. dr. Abdul Bani Saifudin, SPOG, MPH, Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001).
Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus
EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus.Belum sanggup yaitu apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-100 gr, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dinamakan proses plasentasi belum selesai.

Ternyata MONRO melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gram dapat hidup terus, jadi definisi tersebut diatas tidaklah mutlak. Berarti bayi dengan BB 700-800 gram dapat hidup, tapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. Makin tinggi BB anak waktu lahir, makin besar kemungkinannya untuk dapat hidup terus (Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, SInopsis, Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002).
Faktor-faktor penyebab sangat banyak. Pada bulan pertama pada kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului oleh matinya fetus.


B. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu dan faktor bapak (Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, SInopsis, Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002).
1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG, dkk, pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka. Dari 100 abortus spontan 48,9% disebabkan ovum yang patologis, 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio, dan 9,6% disebabkan plasenta yang abnormal.

2. Kelainan genitalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita :
a. Anomali Kongenital (hipoplasi uteri, uterus bikornis, dll)
b. Kelainan letak dari uterus seperti retroflexi uteri fisika
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, mioma submukosa.
d. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
e. Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis

3. Gangguan sirkulasi placenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.

4. Penyakit-penyakit ibu
Misalnya pada :
a. Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubella, demam molta, dsb. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus.
b. Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol dll.
c. Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kardis, penyakit paru berat, anemia gravis.
d. Mal nutrisi, avitaminosis, dan gangguan metabolisme, hipotyroid, kekurangan vitamin A, C atau E, Diabetes melitus.
5. Antagonis Rhesus
Pada antogonis resus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis, atau faktor serviks yaitu inkompetensi serviks, servisitis.
7. Perangsang pada ibu yang menyebabkan uterus berkonraksi; umpamanya sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparotomi, dll. Atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus, selaput janin rusak langsung karena instrument, benda, dan obat-obatan.
8. Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, dll) sinar rontgen, avitaminosis.

C. Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas dua golongan (Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, SInopsis, Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002 dan Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992):
1. Abortus spontan
Adapun abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Dapat dibagi atas :
a. Abortus kompletus (keguguran lengkap)
Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong.
Gejala : Perdarahan bercak hingga sedang, serviks tertutup/terbuka, uterus lebih kecil dari usia gestasi, sedikit/tanpa nyeri perut bawah, riwayat ekspulsi hasil konsepsi.
Penanganan : Dengan uterotonika

b. Abortus insipeins (keguguran sedang berlangsung)
Abortus yang sedang berlangsung, dengan astium sudah terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
Gejala : Perdarahan sedang hingga masif/banyak, serviks terbuka, TFU sesuai usia kehamilan, nyeri perut bawah, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
Penanganan : Evakuasi hasil konsepsi dengan uterotonika dan kuretase

c. Abortus Inkompletus (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan placenta.
Gejala : Perdarahan sedang hingga masif/banyak, servik terbuka, TFU tidak sesuai umur kehamilan, nyeri perut bawah, ekspulsi sebagian hasil konsepsi.
Penanganan : Keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat-obat uterotonika dan antibiotika.
d. Abortus iminens (keguguran membakat)
Keguguran membakat dan akan terjadi, masih ada harapan untuk mempertahankannya.
Gejala : Terjadi perdarahan bercak, serviks masih tertutup, besar uterus sesuai dengan umur kehamilan, kram bawah perut, uterus lunak.
Penanganan : Tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan, hindari coitus untuk sementara.
e. Missed abortion
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih.

Gejala : Dijumpai amenoare, perdarahan sedikit-sedikit yang berulang pada permulaannya, serta selama observasi fundus tidak bertambah tinggi, malahan tambah rendah.
Penanganan : Hati-hati melakukan kuretase, plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga akan sulit dan resiko perforasi lebih tinggi, lakukan dilatasi dengan batang laminaris selama 12 jam.
f. Abortus habitualis (keguguran berulang)
Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
Gejala : Dalam triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mules, yang selanjutnya disertai oleh pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal, penderita tak jarang mengeluh bahwa ia mengeluh banyak lendir dari vagina.
Penanganan : Penyebab abortus habitualis untuk sebagian besar tidak diketahui, penanganan terdiri atas: memperbaiki keadaan umum, pemberian makanan yang sempurna, anjurkan istirahat cukup banyak, larangan coitus dan olah raga.

2. Abortus Provokatus
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat



a. Abortus medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu. (berdasarkan indikasi medis)
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

D. Komplikasi Abortus
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh :
a. Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
b. Infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik
(Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2002).












ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN PATOLOGIS
TERHADAP Ny. D DENGAN ABORTUS INSIPENS
DI BPS. ANAS SUTRIMAH
GENDOH


I. Pengumpulan Data Dasar
A. Anamnesa
Tanggal 12 MEI 2009, Pukul 08.00 WIB
1. Identitas
Nama Istri : Desna Handayani Nama Suami : Tn.A. Mashuri
Umur : 24 thn Umur : 27 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat :Panarukan Alamat : Panarukan


2. Keluhan Utama
a. Ibu mengatakan saat ini telah hamil 14 minggu anak ke-1
b. Ibu mengatakan perutnya mulas dan sakit sampai ke pinggang serta mengeluarkan darah dari jalan lahir.
c. Ibu merasa takut dan cemas

3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 3 x ganti softek
Keluhan : tidak ada
HPHT : 03 Februari 2009
TP : 10 September 2009
Usia kehamilan saat ini 14 minggu

4. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Tanda-tanda kehamilan (trimester I)
PP test 5 februari 2010 : hasil positif
b. Pergerakan fetus belum dirasakan
c. Keluhan yang dirasakan
Mual dan muntah : ya
Nyeri perut : ya
Sakit kepala : tidak ada
Pengeluaran cairan : keluar darah pervaginam
Oedema : tidak ada

5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
a. Data kesehatan ibu
Ibu tidak pernah di rawat di Rumah Sakit, penyakit keturunan tidak ada, tidak ada penyakit menular.
b. Data kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan penyakit keturunan.

6. Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3 x sehari dengan porsi sedang 1 piring nasi, lauk 1 potong tahu/tempe, kadang-kadang ikan/daging, dengan 1 mangkok kecil sayur, dan 7-8 gelas air putih.

Saat hamil : Ibu makan 2 x sehari porsi nasi sedikit, lauk kadang mau kadang tidak, minum air putih 6-7 gelas/hari.
b. Eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x sehari, BAK 3-4 x sehari
Saat hamil : BAB dalam sehari, kadang ya kadang tidak, BAK 6-7 x sehari.
c. Personal Hygiene
Sebelum hamil : Mandi 2 x sehari, pagi dan sore
Saat hamil : Mandi 2 x sehari, pagi dan sore
d. Pola istirahat
Sebelum hamil : Tidur malam 7-8 jam/hari, tidur siang 1-2 jam/hari
Saat hamil : tidur malam 6-7 jam/hari, tidur siang 1-2 jam/hari
e. Seksualitas
Seksualitas antara ibu dan suami terganggu sedikit

7. Imunisasi
Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT pada tanggal 27 Oktober 2007, di RB Kasih Ibu

8. Riwayat Sosial
a. Ibu mengatakan kehamilannya direncanakan olehnya dan suami
b. Ibu maupun keluarga senang dengan kehamilan ini
c. Status perkawian ibu : ibu menikah 1x, usia pernikahan 7 bulan.
d. Ibu mengatakan tidak ada kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas.



B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Tanda-tanda vital : TD :110/80 mmHg
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,70C
RR : 20x/menit
3. Tinggi badan : 160 cm
4. Berat badan : sebelum hamil: 49 kg
Saat hamil : 52 kg
Kenaikan BB : 3 kg
5. Ukuran lila : 24 cm
6. Inspeksi
a. Rambut : lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan bersih
b. Muka : bentuk simetris, tidak ada oedema, keadaan bersih
c. Mata : bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtifa tidak pucat, sclera tidak ikterik, berfungsi dengan baik.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip
e. Mulut dan gigi : tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak ada caries pada gigi, tidak ada pembesaran tonsil, jumlah gigi atas dan bawah lengkap.
f. Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik, daun telinga ada.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfa, dan tidak ada pembengkakan vena jugularis
h. Dada : bentuk simetris, pergerakan nafas teratur, tidak ada benjolan abnormal
i. Payudara : membesar simetris, putting susu menonjol, keadaan payudara bersih, belum ada hyperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, colostrum belum keluar.
j. Abdomen : bentuk simetris, membesar sesuai kehamilan, tidak ada bekas operasi, keadaan bersih.
k. Punggung : segitiga signoid simetris, bentuk tulang punggung lordosis,
l. Genetalian :
1) Keluar darah pervaginam
2) Tidak ada bau
3) Tidak ada oedema
4) Tidak ada bekas luka episiotomi
5) Hygiene baik
6) Tidak ada haemoroid
m. Ekstremitas :
Atas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema, keadaan bersih, jari-jari tangan lengkap, keadaan kulit baik, turgor kulit baik, dapat digerakkan dengan baik.
Bawah : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada cacat, tidak ada oedema, berfungsi dengan baik, jari-jari kaki lengkap, keadaan kulit baik.
7. Palpasi :
Leopold I : TFU 12 cm, 4 jari diatas simfisis
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
8. Askultasi
Jantung : detak jantung teratur, tidak terdengar mur-mur
Paru-paru : tidak terdengar wheezing dan ronchi
9. Perkusi : reflek patella positif, dan reflek babinski negatif
II. Interprestasi Data Dasar, diagnosa, masalah, dan Kebutuhan
1. Diagnosa
Ibu G1P0A0 hamil 14 minggu dengan abortus insipiens
Dasar
a. Ibu mengatakan hamil anak pertama
b. HPHT : 03-02-2009
c. TP : 10-09-2009
d. TFU : 12 cm
e. Ibu mengatakan nyeri pada perutnya
f. Serviks terbuka
g. Keluar darah pervaginam
2. Masalah
Ibu kelihatan lemas, kesakitan, dan cemas
Dasar
a. Ibu mengatakan nyeri pada perutnya
b. Servik terbuka
c. Keluar darah pervaginam
d. Ibu mengatakan takut apabila terjadi keguguran
3. Kebutuhan
a. Pemenuhan cairan dan nutrisi
b. Istirahat dan kurangi aktivitas
c. Berikan ibu rasa aman dan nyaman
d. Dukungan psikologis
e. Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan gynekologi untuk pemberian obat-obatan dan tindakan kuretase


III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Potensial terjadi abortus inklompletus
Dasar :
a. Ibu mengatakan perutnya nyeri
b. Serviks terbuka
c. Keluar darah pervaginam

IV. Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan dan Kolaborasi
Evaluasi hasil konsepi, dilakukan kolaborasi dokter untuk penanganan abortus inspiens dengan tindakan kuretase.

V. Rencana Managemen
1. Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini
a. Libatkan keluarga agar memberi dukungan pada ibu
b. Berikan ibu rasa aman dan nyaman
c. Anjurkan ibu untuk menenangkan pikiran dan perasaannya
2. Pemenuhan cairan dan nutrisi
a. Pasang cairan infus
b. Anjurkan pada ibu untuk makan dan minum yang cukup
c. Libatkan keluarga agar membantu ibu untuk makan dan minum yang cukup.
3. Dukungan psikologis
a. Anjurkan ibu untuk tetap tenang, beristirahat, dan berdoa
b. Yakinkan pada ibu bahwa tim medis akan membantu ibu dengan baik.
c. Libatkan keluarga untuk terus memberi dukungan pada ibu.
4. Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan.
5. Evakuasi hasil konsepsi, kontraksi uterus dan tanda-tanda vital.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat-obatan dan tindakan kuretase.


VI. Pelaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini
a. Melibatkan keluarga agar memberi dukungan pada ibu
b. Memberi ibu rasa aman dan nyaman
c. Menganjurkan ibu untuk menenangkan pikiran dan perasaannya.
2. Memenuhi cairan dan nutrisi ibu
a. Memasang cairan infus
b. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum yang cukup.
c. Melibatkan keluarga untuk membantu ibu agar makan dan minum yang cukup
3. Memberi dukungan psiklogis
a. Menganjurkan ibu untuk tetap tenang, bersitigfar, dan berdoa
b. Meyakinkan ibu, bahwa tim medis akan membantu ibu dengan baik.
c. Melibatkan keluarga untuk terus memberi dukungan pada ibu
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan.
5. Mengevaluasi hasil konsepsi, kontraksi uterus dan tanda-tanda vital.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan dan tindakan kuretase.
a. Rujuk dengan membawa BAKSOKU DO
b. Memberikan obat-obatan antara lain : Ergometrin 0,2 mg IM dan Misoprostol 400 mg per oral.
c. Melakukan tindakan kuretase, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Memberikan obat anestesi sebelum dilakukan tindakan kuretase, obatnya antara lain dapat dipilih; petidin, sulfas atropine, droperidol, dan valium
2) Menentukan letak rahim, yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam.
3) Masukkan penduga rahim (sondage) sesuai dengan letak rahim dan tentukan panjang atau dalamnya penduga rahim.
4) Bila pembukaan serviks belum cukup untuk memasukkan sendok kuret, lakukan terlebih dulu didilatasi dengan dilatator atau bougie hegar.
5) Memakai sendok kuret yang agak besar. Memasukkan dengan melakukan kerokan dimulai di bagian tengah.
6) Memakai cunam abortus untuk mengeluarkan hasil konsepsi dan jaringan lainnya.
7) Mengeluarkan alat dengan menarik alat dengan hati-hati dan lembut.

VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti kondisinya saat ini
a. Keluarga berjanji untuk memberikan bantuan psikologis pada ibu
b. Ibu mengatakan sudah merasa lebih aman dan nyaman
c. Ibu mengatakan pikiran dan perasaannya sudah lebih tenang.
2. Kebutuhan cairan dan nutrisi ibu sudah terpenuhi
a. Ibu sudah diberikan cairan infus
b. Ibu sudah minum dan ibu juga berjanji akan makan dan minum cukup
c. Keluarga berjanji akan membantu ibu untuk makan dan minum yang cukup.
3. Cemas ibu berkurang
a. Ibu mengatakan sudah lebih tenang
b. Ibu mengatakan, ia yakin bahwa tim medis akan membantunya dengan baik.
c. Keluarga berjanji akan terus memberikan dukungan pada ibu
4. Ibu mengatakan akan istirahat yang cukup dan akan mengurangi aktifitas yang berlebihan
5. Tanda-tanda vital ibu normal, dan kontraksi uterus tetap terjadi
6. Telah tilakukan kolaborasi dengan dokter, ibu sudah diberikan obat-obatan dan sudah mendapatkan tindakan kuretase dari dokter.

DAFTAR PUSTAKA


Prof. dr. Abdul Bani Saifudin, SPOG, mph, Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001

Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992

Prof. Dr. dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2002.

Minggu, 22 Agustus 2010

VAGINA

VAGINA
Vagina (dari bahasa Latin yang makna literalnya "pelindung" atau "selongsong") atau puki adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh pada mamalia dan marsupilia betina, atau ke kloaka pada burung betina, monotrem, dan beberapa jenis reptil. Serangga dan beberapa jenis invertebrata juga memiliki vagina, yang merupakan bagian akhir dari oviduct. Vagina merupakan alat reproduksi pada mamalia betina, seperti halnya penis pada mamalia jantan.
Vagina menghasilkan berbagai macam sekresi seperti keringat, sebum, dan sekresi dari kelenjar Bartholin dan Skene pada vulva, cairan endometrial, dan oviductal (yang berubah sesuai dengan siklus haid), cervical mucus, sel exfoliated, dan sekresi pada dinding vagina itu sendiri, yang dapat meningkatkan gairah seksual. Vagina pada semua wanita mengeluarkan pyridine, squalene, urea, asam asetat, asam laktat, alkohol kompleks (termasuk kolesterol), glikol (termasuk propylene glikol) keton, dan aldehid-aldehid. Tapi suatu asam kimia lebih detil dalam pengeluaran vagina membagi wanita dalam dua kelompok. Semua wanita menghasilkan asam asetat, tapi sepertiga dari itu juga menghasilkan rangkaian pendek asam aliphatic. Rangkaian pendek asam aliphatic, yang termasuk asetik, propionic, isovaleric, isobutryc, propanoic, dan asam butanoic. Semua asam tersebut merupakan tingkat tajam dari zat kimia yang dihasilkan oleh spesies primata yang lain sebagai sinyal peraba/penciuman seksual. Walau tidak ada satupun yang pernah membuktikan peranan asam-asam tersebut dalam aturan hubungan pada manusia, beberapa peneliti lebih menganggap ini sebagai copullins dan pheromones pada manusia.
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat dekat, sehingga kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, maupun virus mudah masuk ke liang vagina. Untuk itu, wanita harus rajin merawat kebersihan wilayah pribadinya ini. Infeksi juga terjadi karena terganggunya kesimbangan ekosistem di vagina. Ekosistem vagina merupakan lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus atau bakteri baik. Di sini estrogen berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi dalam sel tubuh (glikogen). Glikogen merupakan nutrisi dari Lactobacillus, yang akan dimetabolisme untuk pertumbuhannya. Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam laktat, yang menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan potential Hydrogen (pH) berkisar 3,8 - 4,2. Dengan tingkat keasaman ini, Lactobacillus akan subur dan bakteri patogen (jahat) akan mati.
Di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, 95 persen Lactobacillus, 5 persen patogen. Dalam kondisi ekosistem vagina seimbang, bakteri patogen tidak akan mengganggu. Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya tingkat keasaman menurun, pertahanan alamiah juga akan turun, dan rentan mengalami infeksi. Ketidakseimbangan ekosistem vagina disebabkan banyak faktor. Di antaranya kontrasepsi oral, penyakit diabetes mellitus, antibiotika, darah haid, cairan sperma, penyemprotan cairan ke dalam vagina (douching), dan gangguan hormon seperti saat pubertas, kehamilan, atau menopause.

Vagina manusia adalah kanal otot elastis yang memanjang dari leher rahim untuk vulva Meskipun ada. Adalah variasi anatomi lebar, panjang vagina unaroused sekitar 6-7,5 cm (2,5-3 dalam) di dinding anterior ( depan), dan 9 cm (3,5 in) lama di dinding posterior (belakang). Selama gairah seksual vagina mengembang baik panjang dan lebar elastisitas Its memungkinkan untuk meregangkan hubungan seksual selama dan selama melahirkan keturunan. Vagina menghubungkan vulva dangkal ke leher rahim uterus mendalam.

Jika seorang wanita berdiri tegak, titik tabung vagina dalam arah ke atas-ke belakang dan membentuk sudut sedikit lebih dari 45 derajat dengan rahim. Lubang vagina adalah pada akhir dari vulva ekor, di balik pembukaan uretra. The atas seperempat dari vagina dipisahkan dari dubur oleh kantong rectouterine. Di atas vagina pubis Mons. vagina, bersama dengan bagian dalam vulva, adalah dalam warna pink kemerahan, seperti kebanyakan selaput lendir sehat internal pada mamalia. Serangkaian punggung diproduksi oleh lipat dari dinding ketiga luar vagina perempuan disebut rugae vagina. Mereka ridges epitel melintang dan fungsi mereka adalah untuk memberikan vagina dengan luas permukaan meningkat perpanjangan dan peregangan. pelumasan vagina disediakan oleh kelenjar Bartholin dekat lubang vagina dan leher rahim. Membran dinding vagina juga memproduksi air, meskipun tidak berisi kelenjar. Sebelum dan selama ovulasi, kelenjar lendir leher rahim yang mengeluarkan berbagai variasi lendir, yang menyediakan lingkungan basa menguntungkan di saluran vagina untuk memaksimalkan kesempatan hidup untuk sperma.

selaput dara adalah selaput tipis jaringan ikat yang terletak di pembukaan vagina. Seperti dengan hewan betina, selaput dara mencakup pembukaan vagina dari lahir sampai pecah selama aktivitas seksual atau non-seksual. jaringan ini dapat pecah oleh penetrasi vagina, pemeriksaan panggul, cedera, atau jenis kegiatan tertentu, seperti menunggang kuda atau senam. Tidak adanya selaput dara tidak selalu menunjukkan aktivitas seksual sebelumnya, karena tidak selalu pecah selama hubungan seksual juga, kehadiran tidak selalu menunjukkan kurangnya aktivitas seksual sebelumnya, karena mungkin untuk kegiatan ringan untuk tidak pecah, atau agar bisa operasi dikembalikan.

Fisiologis fungsi vagina

Vagina memiliki beberapa fungsi biologis.
Sekresi rahim

Vagina menyediakan jalan bagi darah haid dan jaringan untuk meninggalkan tubuh. Dalam masyarakat industri, tampon, menstruasi cangkir dan pembalut dapat digunakan untuk menyerap atau menangkap cairan tersebut.
Aktivitas seksual

Konsentrasi ujung saraf yang terletak dekat dengan pintu masuk vagina wanita dapat memberikan sensasi menyenangkan selama aktivitas seksual, jika dirangsang dengan cara yang khusus wanita menikmati. Selama gairah seksual, dan khususnya stimulasi clitoris, dinding vagina melumasi diri. Hal ini akan mengurangi gesekan yang dapat disebabkan sebagai akibat dari berbagai aktivitas seksual. Penelitian telah menemukan bahwa bagian-bagian dari clitoris memperpanjang ke vulva dan vagina.

Dengan gairah, vagina memperpanjang cepat rata-rata sekitar 4 in (10 cm), tetapi dapat terus memperpanjang sebagai tanggapan terhadap tekanan. Sebagai seorang wanita menjadi terangsang penuh, tenda vagina (terakhir ² / ₃) memperluas panjang dan lebar, sementara leher rahim ditarik. dinding vagina terdiri dari lipatan elastis dari kulit lembut selaput lendir yang merentang atau kontrak (dengan dukungan dari otot panggul) dengan ukuran penis dimasukkan atau benda lainnya.


Sebuah zona erotis umum disebut sebagai G-spot terletak di dinding anterior vagina, sekitar lima sentimeter dari pintu masuk. Beberapa wanita mengalami kenikmatan intens jika G-spot dirangsang dengan tepat selama aktivitas seksual. Sebuah orgasme G-Spot mungkin bertanggung jawab untuk ejakulasi wanita, memimpin beberapa dokter dan peneliti percaya bahwa G-spot kesenangan berasal dari kelenjar Skene, sebuah homolog betina prostat, daripada tempat tertentu di dinding vagina. Beberapa peneliti menyangkal keberadaan G-spot.

Persalinan

Selama melahirkan, vagina menyediakan saluran untuk melahirkan dari rahim untuk hidup mandiri di luar tubuh ibu. Selama melahirkan, vagina sering disebut sebagai jalan lahir. vagina adalah sangat elastis dan peregangan untuk kali banyaknya selama proses kelahiran normal diameter vagina.

Seksual kesehatan dan kebersihan
kesehatan vulvovaginal

Vagina adalah pembersihan diri dan karena itu biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Dokter umum mencegah praktik douching. Karena vagina yang sehat adalah dijajah oleh flora saling simbiosis mikroorganisme yang melindungi host dari mikroba penyebab penyakit, setiap upaya untuk mengganggu keseimbangan ini dapat menyebabkan banyak hasil yang tidak diinginkan, termasuk tetapi tidak terbatas untuk debit normal dan ragi infeksi. Keasaman vagina yang sehat adalah karena asam laktat yang disekresi oleh mikroorganisme simbiosis yang menghambat pertumbuhan banyak strain mikroba berbahaya.

Vagina diperiksa selama ujian ginekologi, sering menggunakan spekulum, yang memegang vagina terbuka untuk inspeksi visual dari leher rahim atau pengambilan sampel (lihat pap smear).

Vaginismus

Vaginismus, tidak boleh disamakan dengan Vaginitis, mengacu pada pengetatan paksa dari vagina, karena refleks terkondisi dari otot-otot di daerah tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi bentuk penetrasi vagina, termasuk hubungan seksual, masuknya tampon, dan penetrasi yang terlibat dalam pemeriksaan ginekologi. perawatan psikologis dan fisik Berbagai mungkin untuk membantu meringankan itu.

Tanda-tanda penyakit vagina

hadir dengan gumpalan, debit dan luka vagina penyakit:
Adanya benjolan yang tidak biasa di dinding atau dasar vagina selalu abnormal. Yang paling umum di antaranya adalah kista Bartholin. The kista, yang bisa merasakan seperti kacang polong, dibentuk oleh penyumbatan di kelenjar yang biasanya pasokan pembukaan vagina. Kondisi ini mudah diobati dengan operasi kecil atau perak nitrat. Penyebab lainnya kurang umum benjolan kecil atau vesikula adalah herpes simpleks. Mereka biasanya banyak dan sangat menyakitkan dengan cairan yang jelas meninggalkan lapisan kulit. Mereka dapat berhubungan dengan pembengkakan umum dan sangat lembut. Gumpalan yang terkait dengan kanker dinding vagina sangat langka dan usia rata-rata onset adalah tujuh puluh tahun. Bentuk yang paling umum adalah karsinoma sel skuamosa, maka kanker kelenjar atau adenokarsinoma dan akhirnya, dan bahkan lebih jarang, melanoma.

Sebagian besar debit vagina normal atau fisiologis dan termasuk darah atau mens (dari rahim), yang paling umum, dan cairan bening baik sebagai hasil dari rangsangan seksual atau cairan dari leher rahim. Penyebab lainnya yang tidak termasuk dermatitis infektif, debit dari badan-badan asing seperti ditahan tampon atau benda asing yang dimasukkan oleh anak-anak perempuan ingin tahu ke dalam vagina mereka sendiri. Non-seksual menular terjadi debit dari vaginosis bakteri dan jamur atau kandidiasis. Kelompok terakhir debit termasuk penyakit menular seksual, gonore, klamidia dan trichomonas. Pembuangan dari jamur ini sedikit pedas dan putih, yang dari Trichomonas lebih busuk dan kehijauan dan bahwa dari benda asing mirip dengan debit gonore, kelabu atau kuning dan bernanah (seperti nanah).

Semua luka melibatkan break down dalam dinding membran halus dari dinding vagina. Yang paling umum ini lecet dan luka kecil yang disebabkan oleh trauma. Sementara ini dapat terjadi saat sebagian besar perkosaan sebenarnya disebabkan oleh menggosok berlebihan dari pakaian atau penyisipan yang tidak tepat tampon saniter. Yang khas atau sakit maag yang disebabkan oleh sifilis tidak menimbulkan rasa sakit dengan tepi terangkat. Hal ini juga sering tidak terdeteksi karena mereka sebagian besar terjadi di dalam vagina. Luka herpes yang terjadi dengan vesikula sangat lembut dan dapat menyebabkan pembengkakan sehingga sulit lewat urin. Di dunia berkembang sekelompok penyakit parasit juga menyebabkan ulkus vagina seperti leishmaniasis tapi ini jarang ditemui di barat. HIV / AIDS dapat tertular melalui vagina selama hubungan seksual namun tidak terkait dengan penyakit vagina atau vulval lokal. [19] Semua di atas penyakit vulvovaginal lokal dapat dengan mudah diobati. Sering malu hanya mencegah pasien dari presentasi untuk perawatan




Perdarahan Vagina
(Vaginal Bleeding)

Definisi Perdarahan Vagina Yang Abnormal
Perdarahan vagina abnormal adalah aliran darah dari vagina yang terjadi pada waktu yang salah selama bulan itu atau pada jumlah-junlah yang tidak sesuai. Dalam rangka untuk menentukan apakah perdarahan adalah abnormal, dan penyebabnya, dokter harus mempertimbangkan tiga pertanyaan-pertanyaan:
• Apakah wanita itu hamil ?
• Apa pola dari perdarahan ?
• Apakah ia berovulasi ?
Setiap wanita yang berpikir ia mempunyai pola perdarahan menstruasi yang tidak teratur harus berpikir secara hati-hati tentang karakteristik-karakteristik spesifik dari perdarahan vaginanya dalam rangka untuk membantu dokter mengevaluasi situasi khususnya. Dokternya akan meminta detil-detil dari sejarah menstruasinya. Setiap katagori dari gangguan menstruasi mempunyai suatu daftar khusus dari penyebab-penyebab, keperluan pengujian, dan perawatan. Setiap tipe kelainan didiskusikan secara individu dibawah.
1. Apakah Wanita mempunyai perdarahan vagina abnormal selama kehamilan ?
Kebanyakan perdarahan vagina abnormal selama kehamilan terjadi begitu dini dalam kehamilan sehingga wanita tidak menyadari dia hamil. Oleh karenanya, perdarahan yang tidak teratur yang adalah baru mungkin adalah tanda dari kehamilan yang sangat awal, bahkan sebelum seorang wanita sadar atas kondisinya. Perdarahan vagina selama kehamilan dapat juga berhubungan dengan komplikasi-komplikasi dari kehamilan, seperti keguguran atau ectopic pregnancy.
2. Apa pola dari perdarahan vagina abnormal ?
Durasi, interval, dan jumlah perdarahan vagina mungkin menyarankan tipe apa dari kelainan yang bertanggung jawab untuk perdarahan.
Durasi yang abnormal dari perdarahan menstruasi dapat menjadi perdarahan yang terlalu lama dari periode (hypermenorrhea), atau terlalu singkat dari periode (hypomenorrhea).
Interval perdarahan dapat menjadi abnormal pada beberapa cara-cara. Periode-periode menstrual seorang wanita dapat terjadi terlalu sering (polymenorrhea) atau terlalu jarang (oligomenorrhea). Sebagai tambahan, durasi dapat bervariasi secara berlebihan dari siklus ke siklus (metrorrhagia).
Jumlah (volume) perdarahan dapat juga abnormal. Seorang wanita dapat mempunyai terlalu banyak perdarahan (menorrhagia) atau terlalu sedikit volume (hypomenorrhea). Kombinasi dari perdarahan yang berlebihan yang digabungkan dengan perdarahan diluar waktu yang diharapkan dari menstruasi dirujuk sebagai menometrorrhagia.
3. Apakah wanita sedang berovulasi ?
Biasanya, indung telur melepaskan sebuah telur setiap bulan dalam proses yang disebut ovulasi (ovulation). Ovulasi normal adalah perlu untuk periode-periode menstruasi yang teratur. Ada petunjuk-petunjuk tertentu bahwa seorang wanita berovulasi secara normal termasuk interval-interval menstruasi yang teratur, kotoran lendir vagina ditengah siklus-siklus menstruasi, dan gejala-gejala bulanan termasuk keperihan payudara, penahanan cairan, kejang-kejang menstruasi, nyeri punggung, dan perubahan-perubahan suasana hati. Jika perlu, dokter-dokter akan memerintahkan tes-tes darah hormon (tingkat progesterone), pengujian temperatur tubuh rumah harian, atau jarang, sampling dari lapisan kandungan (endometrial sampling) untuk menentukan apakah seorang wanita berovulasi secara normal atau tidak.
Pada sisi lain, tanda-tanda bahwa seorang wanita tidak berovulasi secara teratur termasuk perdarahan yang berkepanjangan pada interval-interval yang tidak teratur setelah tidak mempunyai periode menstruasi untuk beberapa bulan, tingkat-tingkat darah progesterone yang rendahnya berlebihan pada paruhan kedua dari siklus menstruasi, dan kekurangan fluktuasi temperatur tubuh yang normal selama waktu dari ovulasi yang diharapkan. Adakalanya, seorang dokter menentukan bahwa seorang wanita tidak berovulasi dengan menggunakan endometrial sampling dengan biopsi.
Penyebab Perdarahan Vagina Selama Dan Setelah Hubungan Seksual
Perdarahan vagina mungkin terjadi selama atau setelah hubungan seksual untuk sejumlah sebab-sebab termasuk:
• Luka-luka pada dindng vagina atau introitus (mulut vagina) selama hubungan seksual
• Infeksi-infeksi (contohnya, gonorrhea, chlamydia, infeksi-infeksi ragi) dapat menjadi penyebab dari perdarahan vagina setelah hubungan seksual.
• Tingkat-tingkat estrogen yang menurun pada wanita-wanita peri-menopause atau postmenopause mungkin menyebabkan lapisan dari kandungan untuk menjadi menipis dan meradang atau terinfeksi secara mudah, dan perubahan-perubahan ini dapat dihubungkan dengan perdarahan vagina setelah hubungan seksual.
• Luka-lika anatomi, seperti tumor-tumoratau polip-polip pada leher rahim (cervix) atau dinding vagina mungkin menjurus pada perdarahan vagina selama atau setelah hubungan seksual.
Wanita-wanita yang mengalami perdarahan vagina selama atau setelah hubungan seksual harus selalu mengunjungi dokter mereka untuk menentukan penyabab dari perdarahan.
Penyebab Perdarahan Vagina Yang Abnormal Selama Kehamilan
Banyak wanita-wanita mempunyai beberapa jumlah dari perdarahan vagina selama kehamilan. Beberapa studi-studi menunjukan bahwa sampai dengan 30% dari wanita-wanita yang hamil akan mengalami beberapa derajat dari perdarahan vagina ketika mereka hamil. Perdarahan vagina selama kehamilan adalah lebih umum dengan kembar dua dan kehamilan lain yang berulangkali daripada dengan kehamilan-kehamilan yang tunggal.
Adakalanya wanita-wanita mengalami jumlah perdarahan yang sangat tidak cukup pada dua minggu pertama kehamilan, biasanya sekitar waktu dari periode menstruasi yang diharapkan. Perdarahan sedikit ini adakalanya dirujuk sebagai "implantation bleeding." Dokter-dokter tidak mengetahui untuk pastinya apa yang menyebabkan perdarahan ini, namun ia mungkin terjadi sebagai akibat dari telur yang telah dibuahi ditanam ke dinding kandungan.
Jumlah perdarahan, tingkat kehamilan, dan gejala-gejala yang berhubungan apa saja dapat semuanya membantu menentukan penyebab dari perdarahan vagina pada kehamilan. Sementara perdarahan vagina pada kehamilan tidak menandakan persoalan dengan kehamilan, wanita-wanita yang mengalami perdarahan selama kehamilan harus selalu dievaluasi oleh seorang dokter.
Penyebab-penyebab dari perdarahan vagina pada kehamilan termasuk keguguran, lokasi abnormal dari placenta, ectopic pregnancy, infeksi atau polip leher rahim, dan premature labor. Kondisi-kondisi medis kronis dan penggunaan obat-obat dapat juga dihubungkan dengan perdarahan vagina selama kehamilan.
Merawat Perdarahan Vagina Yang Tidak Beraturan
Perawatan untuk perdarahan vagina yang tidak teratur tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Setelah penyebabnya ditentukan, dokter memutuskan apakah perawatan sebenarnya perlu. Adakalanya, semua yang diperlukan adalah mengesampingkan penyebab-penyebab yang membahayakan dan untuk menentukan bahwa perdarahan vagina yang tidak teratur tidak cukup mengganggu wanitanya untuk diberikan obat atau perawatan. Jika persoalan-persoalan tiroid, hati, ginjal, atau pembekuan darah ditemukan, perawatan diarahkan menuju kondisi-kondisi ini.
Obat-obat untuk perawatan dari perdarahan vagina yang tidak teratur tergantung pada penyebabnya. Contoh-contoh digambarkan dibawah:
• Jika penyebab dari perdarahan adalah ketiadaan dari ovulasi (anovulation), dokter-dokter mungkin meresepkan progesterone untuk diminum pada interval-interval yang teratur, atau obat pencegahan kehamilan oral, yang mengandung progesterone, untuk mencapai keseimbangan hormon yang tepat. Perawatan sejenis ini secara dramatis mengurangi risiko kanker kandungan pada wanita-wanita yang tidak berovulasi.
• Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah perubahan prakanker pada lapisan kandungan, obat-obat progesterone mungkin diresepkan untuk mengurangi pembentukan dari jaringan-jaringan lapisan kandungan yang prakanker dalam usaha untuk menghindari operasi.
• Jika seorang wanita telah berada tanpa mens-mens untuk kurang dari enam bulan dan berdarah secara tidak teratur, penyebabnya mungkin adalah transisi menopause. Selama transisi ini, seorang wanita adakalanya ditawarkan obat pencegah kehamilan oral untuk menegakan pola perdarahan yang lebih teratur, untuk menyediakan kontrasepsi sampai ia menyelesaikan menopause, dan untuk membebaskan rasa panas (hot flashes). Seorang wanita yang ditemukan menopause sebagai penyebab dari perdarahan yang tidak teraturnya mungkin juga menerima nasehat menopause jika ia mempunyai gejala-gejala yang menyusahkan.
• Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah polip-polip atau pertumbuhan-pertumbuhan jinak lainnya, ini adakalanya dikeluarkan secara operasi untuk mengontrol perdarahan karena mereka tidak dapat dirawat dengan obat.
• Jika penyebab dari perdarahan adalah infeksi, antibiotik-antibiotik adalah perlu. Perdarahan selama kehamilan memerlukan evaluasi darurat oleh seorang dokter kandungan (obstetrician). Endometriosis dapat dirawat dengan obat-obat dan/atau operasi (seperti laparoscopy).
• Adakalanya, penyebab dari perdarahan yang berlebihan tidak nyata setelah penyelesaian pengujian (dysfunctional uterine bleeding). Pada kasus-kasus ini, obat-obat pencegah kehamilan oral dapat memperbaiki kontrol siklus dan mengurangi perdarahan.
• Jika perdarahan berlebihan dan tidak dapat dikontrol dengan obat, prosedur operasi yang disebut dilation and curettage (D&C) mungkin adalah perlu. Sebagai tambahan pada pengurangan perdarahan yang berlebihan, D&C menyediakan informasi tambahan yang dapat mengesampingkan kelainan-kelainan dari lapisan kandungan.
• Adakalanya, hysterectomy adalah perlu ketika obat-obat hormon tidak dapat mengontrol perdarahan yang berlebihan. Bagaimanapun, kecuali penyebabnya adalah prakanker atau kanker, operasi ini harus adalah hanya opsi (pilihan) setelah solusi-solusi lain telah dicoba.
Banyak prosedur-prosedur baru sedang dikembangkan untuk merawat tipe-tipe tertentu dari perdarahan vagina yang tidak teratur. Contohnya, studi-studi sedang dalam perjalanan untuk mengevaluasi teknik-teknik yang secara selektif menghalangi pembuluh-pembuluh darah yang terlibat pada perdarahan. Metode-metode yang lebih baru ini mungkin adalah pilihan-pilihan yang kurang rumit untuk beberapa pasien-pasien dan ketika mereka dievaluasi lebih jauh mereka akan mungkin menjadi lebih secara luas tersedia.


http://www.totalkesehatananda.com/vaginalbleeding7.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Vagina
http://tempebasah.com/7-tipe-jenis-jenis-vagina-wanita/
http://jurnalskripsi.com/search/vagina+%C2%AB+referensi+kesehatan

masa nifas

Terjadinya pendaharahan, kemudian ia boleh tidur miring kiri dan kanan, untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi bergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka.
2. Buang Air Kecil (BAK)
BAK harus secepatnya dilakukan sendiri, kadang wanita sulit kencing karena pada persalinan M. Sphinter Vasit Erethare mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasma oleh iritasi musc, sphinter ani.juga oleh adanya odema kandung kemih yang terjadi selama persalinan, bila kandung kemih penuh, wanita sulit kncing sebaiknya lakukan kateterisasi.

3. Buang Air Besar (BAB)
BAB harus sudah dalam 3 – 4 hari post partum, bila ada obstipasi dantimbul berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat pencahar. Peroral atau parental BAB 6x tertimbun, karena kalau tidak bisa tertimbun di rectum >3 hari dapat menimbulkan demam.

4. Perawatan Kebersihan Payudara
 Menjaga payudara dengan bersih dan kering
 Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
 Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
 Lakukan pengurutan payudara
 Susukan bayi tiap 2 – 3 jam sekali, apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan
 Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
 Payudara dikeringkan

3.3 Perawatan Kebersihan Bayi dan Anak.
Bayi adalah mahkluk yang lenah dan sensitive yang memerlukan perawatan khusus secara menyeluruh, merawat bayi tak cukup hanya dengan perawatan rutin dan reguler, tapi juga harus penuh kasih sayang karena akan memberikan pembersuhan badan bayi dan perawatan tali pusar. (perawatan pertama pada bayi lahir adalah pembersihan jalan mafas). Rasa nyaman dan aman kepada bayi.
- Kulit Lembut Bayi
Kulit bayi anda sangatlah lembut dan dapat dengan mudah terluka. Anda dapat membantu mencegah hal ini dengan menjaga kulit mereka tetap bersih dan kering, setiap hari cuci wajah, leher, tangan dan akhirnya bagian bawah mereka secara hati – hati menggunakan lember kain katun terpisah untuk sebagian semangkuk air hangat dan handuk kering, pastikan anda mempunyai popok yang bersih.
- Tindakan Merawat Kebersihan Bayi
1. Bayi baru lahir tidak boleh langsung dimandikan tunggu 6 jam
2. setiap kali bayi buang air kecil atau besar, bersihkan bagian perenatalnya dengan air dan sabun, serta keringkan dengan baik kotoran bayi dapat menyembabkan infeksi sehingga harus dibersihkan.
3. Merawat Kebersihan Kulit Bayu
- Sabun dapat menyebabkan iritasi kulit bayi yang lembut jadi bilas dengan sempurna
- Letakkan bayi pada handuk kerin, udara segar baik untuk kulit.
- Jangan gunakan pembersih beraroma sabun yang keras atau pembersih bayi yang mengandung alkohol, produk ini dapat menyebabkan iritasi dan ruam, terutama pada kulit yang sensitive
- Penggunaan bedakbayi yang tidak dapat menyebabkan masalah pernafasan
- Jaga tali pusar bayi agar selalu bersih dan kering.

3.4 Cara Perawatan Yang Perlu di Perhatikan
1. Mata
Bayi usia 0 – 1 bulan umumnya memproduksi lebih banyak kotoran pada umumnya, gunakan kain yang lembut, bersih dan agar basah untuk membersihkan mata, mulai dari bagian sudut mata sebelah dalam, hingga ke sudut mata sebelah luar, gunakan kain baru dan bersih untuk masing – masing mata
2. Hidung
Selaput hidung bayi sangat halus dan mudah terbuka hindari untuk memasukkan Cotton Swab terlalu dalam, gunakan alat khusus pembersih hidung pada saat bayi pilek dan berlendir, letakkan handuk pada hidung bayi apabila hidungnya tersumbat.
3. Telinga
Setelah memandikan bayi, bersihkan bagian dalam telinganya menggunakan cotton swab, hindari memasukan cotton swab terlalu dalam, karena dapat melukai selaput membrane dalam telinga, bersihkan pula bagian belakang telinga dengan kain basah.
4. Kuku Jari
Bila tidak digunting
5. ify
6. utjt
3.5 Si
3.6 g

KEBUTUHAN OKSIGEN PADA IBU HAMIL

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi, darah, metabolisme, taktus urinarus serta perubahan psikologis. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal namun kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Dengan pengawasan antenatal secara dini dapat diketahui kelainan yang menyertai kehamilan sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III.
Dalam pelayanan antenatal terdapat standar minimal termasuk “T7” (Timbang) berat badan, ukur (tekanan darah), ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi (tetanus Toxoid), TT lengkap, pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilannya, tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester I (0-12 minggu), trimester II (12-28 minggu) dan trimester III (28-40 minggu). Komplikasi yang mungkin terjadi pada trimeser I adalah mual, muntah, yang berlebihan (hiperemisis gravidarum), perdarahan (abortus) nyeri perut yang berlebihan






BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 KEBUTUHAN OKSIGEN KEPADA IBU HAMIL
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu:
 Udara yang bersih
 Tidak kotor / polusi udara
 Tidak bau, dsb.
Pada prinsipnya hindari ruangan / tempat yang dipenuhi oleh polusi udara (terminal, ruangan yang sering dipergunakan untuk merokok).
Nutrisi
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40 % digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 11-13 kg. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
 Pertumbuhan dan perkembangan janin
 Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
 Sumber tenaga
 Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan
Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan yang sehat, antara lain :
 Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
 Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas
 Hindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
 Hindari makanan dan minuman yang mengandung alcohol
 Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna
 Hindari merokok
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
A. Sumber Tenaga (Sumber Energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15 % lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
B. Sumber Pembangun
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 800 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan.
C. Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan mineral. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh. Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu :
• Kalori : 2500 Kkal
• Protein : 85 g
• Kalsium (Ca) : 1,5 g
• Zat besi (Fe) : 15 mg
• Vitamin A : 6000 IU
• Vitamin B : 1,8 mg
• Vitamin C : 100 mg
• Riboflavin : 2,5 mg
• As nicotin : 18 mg
• Vitamin D : 400-800 IU
Pada umumnya kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk setiap trimester berbeda-beda, hal ini berhubungan dengan kondisi ibu pada setiap trimester tersebut. Pada kehamilan trimester pertama (0-14 minggu), umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada kondisi ini, ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh baik. Makanlah makanan dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-buahan segar dan jus. Pada trimester kedua (s/d usia 28 minqgu), nafsu makan sudah pulih kembali kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya meliputi zat sumber tenaga, pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini untuk kebutuhan janin. Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan kelebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan. Untuk memperoleh asupan makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan untuk mengolah makanan secara sehat pula.

2.2 SETIAP TAHAP KEHAMILAN BERBEDA
Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin. Masa kehamilan ibu dibagi dalam tiga tahapan atau trimester. Trimester pertama, saat kehamilan mencapai usia 1 – 3 bulan, adalah masa penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilannya. Karena pada tiga bulan pertama ini pertumbuhan janin masih lambat, penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil. Pada tahap ini ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk cadangan persediaan pada trimester berikutnya. Dalam keadaaan ini biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak berselera makan, sehingga asupan makanan perlu diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi kecil, dan frekuensi pemberian yang sering. Jika diperlukan, bisa juga mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk menunjang pertumbuhan janin. Namun, hal itu perlu konsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu.
Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4 – 6 bulan, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (air susu ibu) saat menyusui nanti. Sedangkan pada tahap terakhir atau trimester ketiga, ketika usia kehamilan mencapai 7 – 9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya. Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil tetap mengacu pada formula “4 sehat 5 sempurna”, yang diyakini para ahli gizi mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega; sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan. Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak.

2.3 PEDOMAN MENU IBU HAMIL
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 – 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

2.4 ZAT-ZAT GIZI PENTING PADA IBU HAMIL
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:
1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 – 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
4. Mineral, antara lain :
1. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
2. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
• Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
• Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
• Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 – 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.

2.5 PENURUNAN LEVEL OKSIGENASI PADA IBU HAMIL
Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi adaptasi bayi segera setelah lahir) Aspirasi mekonium tinja bayi pertama di dalam kandungan) yang dapat berakibat sindrom gawat nafas Hipoglikemi (kadar gula rendah) Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin Polisitemia (kebanyakan sel darah merah) Pada kasus-kasus PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat). yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat muncul, sekalipun Sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko munculnya PJT. Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita pada negara sedang berkembang paling sedikit memiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada dokter, bidan, atau perawat. Angkanya tinggi pada negara Amerika Latin dan Karibia (83%) sementara rendah pada negara Asia Selatan (51%).



























BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15 % lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu:
 Udara yang bersih
 Tidak kotor / polusi udara
 Tidak bau, dsb.
Pada prinsipnya hindari ruangan / tempat yang dipenuhi oleh polusi udara (terminal, ruangan yang sering dipergunakan untuk merokok).





















DAFTAR PUSTAKA

http://keluargacemara.com/kesehatan/kehamilan/asma-disaat hamil.html#ixzz0qGjrH0jQ
Ibu Hamil Tak Harus Ngemil | Kehamilan http://keluargacemara.com/featured/ibu-hamil-tak-harus-ngemil.html#ixzz0qGqcXw9L

hernia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan bayi dan anak adalah perawatan yang ditujukan pada anak untuk meningkatkan derajat kesehatan pada anak melalui pencegahan penyakit atau injuri, pengobatan dan rehabilitasi pada anak yang mengalami masalah kesehatan. Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.
Berdasarkan terjadinya hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya umpamanya diafragma, inguinal, femoral.
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia repnibel bial isi hernia dapat keluar masuk. Usus jika berdiri keluar dan mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk perut – tidak ada keluhan nyeri atau ejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong. Pad peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta, tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.









BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI
Suatu tindakan pembedahan dengan cara melakukan koreksi terhadap defek pada diafragma yang menimbulkan herniasi diafragmatika. Isi hernia di reduksi ke posisi normalnya dilanjutkan dengan repair defek pada diafragma.

B. RUANG LINGKUP
Hernia diafragmatika adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya defek pada diafragma yang menyebabkan timbulnya herniasi isi abdomen ke dalam cavum toraks.
Pembagian Hernia diafragmatika :
1. Hernia Kongenital (Hernia Foramen Bochadalek, Hernia Morgagni – lihat Bedah Anak)
2. Hernia Akuisita : Hernia Hiatal ( Hernia Sliding, Hernia Paraesofageal)
3. Hernia Diafragmatik Traumatika
INDIKASI OPERASI
• Esophagitis – refluks gastroesofageal
• Abnormal PH monitoring pada periksaan monometrik
• Kelainan pada foto upper GI
• Adanya hernia paraesofageal dengan gejala mekanis
• Esophageal stricture
• Tindakan operatif pada Barrett’s esophagusKegagalan terapi medikal yang adekuat
• Ruptur diafragma pada hernia traumatika
• Insuffisiensi kardiorespirator progress



Diagnosis Banding
• Sliding hernia
• Paraesofageal hernia
• Penyebab lain refluks gastroesofageal
• Hernia diafragma traumatika
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Radiographic diagnostic : Foto Thoraks
• USG
• CT scan
TEHNIK OPERASI
• Nissen fundoplication (posterior)
 Lakukan insisi abdominal (midline) atau insisi thorakal
 Gastroesophageal junction dikembalikan ke posisi intraabdominal.
 Lakukan putaran 360º dari cardiac gaster yang mengelilingi esofagus intra abdominal.
 Hiatus di tutup
• Hemi Nissen (posterior) putaran 180° = TOUPET
• Dor (anterior)
• Belsey Mark IV
 dilakukan thorakotomi kiri pada ICS 5 atau 6 untuk disseksi bebas dari esofagus distal.
 Bagian anterior dan lateral gaster diikatkan ke esofagus distal dengan 2 jalur jahitan yang akhirnya direkatkan ke diafragma.
 Crus diafragma di re-aproksimasi di posterior.
KOMPLIKASI OPERASI
 Dysphagia dapat terjadi sementara atau permanen.
 Refluks rekuren dapat terjadi
 Komplikasi pulmonal
Mortalitas Sesuai kasus yang mendasari dan kondisi pasien

PERAWATAN PASCA BEDAH
• Bila selama operasi tidak terjadi perforasi esofagus atau lambang, segera sesudah saluran
• pencernaan berfungsi baik, dapat diberikan diet cair yang secara bertahap dirubah menjadi diet padat
• Jika selama operasi terjadi perforasi esofagus atau labung, nosogastrik tube dipertahankan 5-7
FOLLOW-UP
• Upper GI foto untuk menilai hasil operasi
• Ulangan Upper GI endoskopi untuk evaluasi keadaan GI tract
Posted in Bedah Digesti Tagged: Hernia Foramen Bochadalek, Hernia Morgagni, herniasi, Repair hernia diafragmatika.
1). Sliding hernia”
salah tempat secara anatomis (masuknya) oesofagogaster junction melalui hiatus oesofagus kedalam kavum thoraks”
2). Para-oesofagal hernia “
oesofagogastric tetap pada tempatnya yaitu dibawah diafragma tetapi fundus dan kurvatura mayor bergulung masuk kerongga dada melalui hiatus oesofagus
Secara embrional diafragma disusun oleh 3 bagian yaitu :
1) septum transversum
2) Mesenterium dorsal
3) membran pleuroperitoneum dari didnding tubuh.

C. ETIOLOGI
1) Traumatik manifestasi klinisnya dapat akut, intermediet dan lambat sampai 2-3 tahun.
2) Non traumatik dapat diakibatkan karena kelemahan otot-otot hiatus oesofagus yang pada umumnya terjadi pada orang berusia pertengahan.

Predisposisi terjadinya hiatal hernia adalah kelemahan otot-otot penyusun diafragma, wanita lebih banyak dari laki-laki, kurang komsumsi serat dalam diet, keadaan konstipasi lama, oesofagitis kronis yang menybabkan terjadinya pemendekan oesofgus karena terbentuk fibrosis, kehamilan dan asites. Cara mendiagnosis hiatal hernia didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, terutama regio thoraks yaitu didapatkan suara usus, suara pernafasan menurun sampai tidak terdengar dan suara jantung menjauh dari lesi. Pemeriksaan penunjang khususnya radiologi thoraks dan abdomen 3 posisi terutama regio thoraks yaitu didapatkan gambaran usus dan tidak didapakan diafragma. Penunjang lainnya yaitu endoskopi.. Gambaran klinis hiatal hernia dapat berupa gejala ringan yang dikenal bouchard’s triad3, heart burn, chest pain dan sampai keadaan yang buruk yaitu sindrom distress pernafasan dan atau obstruksi saluran cerna.
Penatalaksanaan hernia hiatus oesofagus adalah mengembalikan keposisi semula sesuai anatomi melalui pembedahan, dikenal ada 3 cara :
1. Operasi Belsey’s : secara transthorakal sampai terlihat oesofagus intra abdominal, kemudian diperkuat dengan cara melakukan plikasi gaster secara keliling sebanyak 280 derajat sampai distal oesofagus. Prognosis tindakan ini 10 –15 % akan terjadi rekuren.
2. Operasi Neissen’s Fundoplikasi yang dapat dilakukan secara trans abdominal maupun trans thorakal dimana tindakannya adalah melakukan fundoplikasi secara keliling 360 derajat antara distal oesofagus dan fundus gaster, prognosis keberhasilannya 96%
3. Operasi Hill’s, yaitu secara trans abdominal kemudian melakukan gastropexi

D. BOCHDALEK
Hernia Bochdalek adalah defek kongenital diafragma bagian posterolateral yang menyebabkan hubungan antara kavum thoraks dengan kavum abdomen, sehingga terjadi protusi organ intra abdomen ke kavum thoraks. Foramen Bochdalek merupakan celah sepanjang 2 sampai 3 cm di posterior diafragma setinggi kosta 10 dan 11, tepat di atas glandula adrenal. Kadang-kadang defek ini meluas dari lateral dinding dada sampai ke hiatus esophagus. Kanalis pleuroparietalis ini secara normal tertutup oleh membran pleuroparietal pada kehamilan minggu ke-8 sampai ke-10.Kegagalan penutupan kanalis ini dapat menimbulkan terjadinya hernia Bochdalek.
Hernia Bochdalek merupakan kelainan yang jarang terjadi. McCulley adalah orang pertama yang mendeskripsikan kelainan ini pada tahun 1754. Bochdalek pada tahun 1848 menggambarkan secara detail aspek embriologi dari hernia ini. Tipe yang paling sering terjadi (80%) adalah defek posterolateral atau hernia Bochdalek. Penyebab pasti hernia Bochdalek masih belum diketahui. Hal ini sering dihubungkan dengan penggunaan thalidomide, quinine, nitrofenide, antiepileptik atau defisiensi vitamin A selama kehamilan. Insidensi pada neonatus tercatat antara 1 : 2000 – 5000. Pada dewasa insidensi dilaporkan bervariasi antara 0.17% yang dilaporkan oleh Mullens dkk sampai setinggi 6% yang dilaporkan oleh Gale. Hal ini didapat dari penelitian retrospektif dari pemeriksaan CT Scan yang dilakukan untuk berbagai tujuan. Hernia Bochdalek paling banyak dijumpai pada bayi dan anak-anak. Pada dewasa sangat jarang ( sekitar 10% dari semua kasus) dan sering terjadi misdiagnosis dengan pleuritis atau tuberculosis paru-paru. Kadang-kadang pada anak yang lebih besar juga sering diduga sebagai staphylococcal pneumonia.

E. MANIFESTASI KLINIS
Biasanya pada neonatus terjadi distres pernafasan, infeksi saluran nafas rekuren, muntah dan sianosis, karena kolapnya paru-paru yang terkena dan pergeseran struktur mediastinum ke sisi kontralateral serta terganggunya venous return ke jantung. Pada dewasa, gejala-gejala gastrointestinal lebih sering tampak, karena obstruksi sub akut, atau batuk yang persisten dan masalah saluran nafas. Kadang ditemukan kasus insidental pada laparotomi atau pemeriksaan CT Scan dan MRI yang dilakukan untuk penyakit lain. Sebuah review menyatakan bahwa 80-90% hernia terjadi di sisi kiri (kemungkinan karena perlindungan dome kanan diafragma oleh hepar), lebih sering pada wanita dan tidak mempunyai kantong. Pada 20% kasus terdapat kantong yang berasal dari membran pleuroperitonealis. Ukuran defek bervariasi dari kecil dengan ukuran lubang 2 – 3 cm sampai meliputi seluruh diafragma. Defek dapat meluas dari dinding dada bagian lateral sampai ke hiatus esophagus. Hernia Bochdalek dilaporkan berhubungan dengan hipoplasia paru-paru, sequestrasi ekstralobaris, dan defek jantung. Derajat hipoplasia secara langsung berpengaruh pada kelangsungan hidup pasien

F. DIAGNOSIS
Pada anak-anak berdasarkan pada pemeriksaan klinis di mana terdapat abdomen yang scaphoid dan adanya suara usus di thoraks. Pada center yang maju saat ini telah didiagnosis antenatal dengan ultrasonografi pada 40-90% kasus. Pada postnatal, pemeriksaan sinar-X dada sederhana atau jika meragukan dengan barium meal dan followthrough biasanya dapat untuk diagnostik. Gambaran khas berupa radiolusensi multipel di dalam dada karena loop usus yang terisi gas dengan pergeseran mediastinum ke sisi kontralateral, menimbulkan pola yang kadang-kadang menyerupai malformasi adenomatoid kistik di paru-paru. Pada dewasa diagnosis sering salah sampai timbul kecurigaan yang kuat. Thomas dkk menemukan sekitar 38% pasien hernia Bochdalek dewasa terjadi misdiagnosis, di mana sering keliru didiagnosis sebagai efusi pleura, empyema, kista paru-paru dan pneumothoraks. Pada dewasa yang asimtomatik diagnosis biasanya ditemukan pada pemeriksaan CT Scan atau MRI yang dilakukan untuk penyakit lain.

G. PENATALAKSANAAN
Tindakan pembedahan dapat dilakukan baik melalui pendekatan abdomen maupun thoraks. Pendekatan abdomen mempunyai keuntungan dapat mengoreksi malrotasi pada saat yang bersamaan. Lebih mudah menarik organ ke bawah dari pada mendorong organ ke dalam kavum abdomen yang sempit. Isi hernia biasanya meliputi usus halus dan sebagian usus besar. Lien juga sering masuk ke kavum thoraks. Kadang-kadang lobus kiri hepar, glandula adrenal kiri atau ginjal kiri juga tampak Melalui incisi subcostal organ abdomen dibebaskan dari rongga thoraks, menampakkan defek pada diafragma. Ahli bedah lain lebih suka melakukan incisi vertikal karena dapat menunjukkan bagian ventral hernia. Tepi anterior diafragma keseluruhan tampak jelas dengan menarik ke atas dinding abdomen. Memasukkan kateter karet ke dalam kavum thoraks dapat membantu menurunkan tekanan negatif di sekitar organ abdomen, tapi tidak harus dilakukan. Organ abdomen yang herniasi ditarik dengan hati-hati ke dalam kavum abdomen. Kadang-kadang terjadi adhesi yang cukup berat antara tepi defek dengan fleksura lienalis kolon. Diseksi dengan hati-hati pada tepi posterior diafragma, yang biasanya tertutup oleh lapisan peritoneum yang berlanjut dengan pleura parietalis, akan membuat komponen otot posterior tidak menggulung sehingga bisa dijahit dengan tepi anterior. Loop usus yang inkarserasi harus dibebaskan dengan hati-hati. Setelah hernia berhasil direduksi, dimasukkan retractor pada defek untuk melihat kavum thoraks. Kantong hernia harus dicari walaupun sering sulit karena tipis dan transparan. Biasanya tepi defek tajam dan nyata. Jika terdapat kantong, tepi defek menjadi tidak jelas dan tertarik ke arah kavum thoraks. Kantong hernia ditarik ke abdomen dan dieksisi. Celah diafragma ditutup dengan jahitan terputus satu lapis dengan benang non-absorbable. Jika tepi posterior tidak ada, jahitan dapat dibuat melingkari kosta, karena muskulus interkostal tidak cukup kuat sebagai penahan. Defek yang besar dapat ditutup dengan memasang Marlex mesh atau Gortex membran atau dengan membuat flap dari peritoneum, fascia posterior, dan muskulus transversalis dari dinding kiri atas abdomen. Setelah repair diafragma selesai, dipasang chest tube pada rongga thoraks.
Pada beberapa kasus, mediastinum bergeser terlalu cepat ke kiri, dengan overdistensi paru-paru kanan. Keadaan overekspansi ini kadang-kadang dapat menimbulkan pneumothoraks pada sisi kontralateral. Pemasangan chest tuhe pada sisi kontralateral disarankan karena insidensi pneumothoraks yang relatif tinggi pada sisi yang berlawanan dari hernia diafragmatika. Suction dipasang pada setiap chest tube untuk mempertahankan struktur mediastinum pada garis tengah. Penutupan dinding abdomen dapat menimbulkan masalah, karena sering kali organ abdomen tidak muat ditempatkan di dalam kavum abdomen. Charles dkk merekomendasikan hanya penutupan kulit dengan penundaan penutupan otot yang dapat dilakukan pada situasi tersebut. Pada keadaan ini dapat menimbulkan terjadinya hernia ventralis, tetapi tekanan pada diafragma dan vena cava inferior akan berkurang. Hernia ventralis direpair 10 hari sampai 2 minggu kemudian, setelah kavum abdomen sudah cukup meluas untuk menampung usus. Monitor dengan rontgen dada berulang setelah operasi perlu dilakukan. Chest tube dapat diklem bila mediastinum telah berada pada garis tengah dan ahli anestesi mencatat adanya peningkatan pengembangan paru. Jika ventilasi mekanis diperlukan, tekanan inspirasi positif dapat meningkatkan resiko pneumothoraks pada paru-paru yang overdistensi.
Prognosis keseluruhan pada hernia diafragmatika kongenital pada neonatal belum meningkat banyak, terutama pada bayi yang sudah menunjukkan gejala dalam 24 jam pertama kehidupannya. Walaupun penggunaan tekhnik terbaru dari oksigenasi membran ekstra korporeal, angka survival masih sekitar 50-65%. Derajat hipoplasia paru-paru mempengaruhi keberhasilan. Pada dewasa prognosis lebih baik karena tidak adanya hipoplasia paru-paru. Hernia Bochdalek adalah defek kongenital diafragma bagian posterolateral yang menyebabkan hubungan antara kavum thoraks dengan kavum abdomen. Kanalis pleuroparietalis ini secara normal tertutup oleh membran pleuroparietal pada kehamilan minggu ke-8 sampai ke-10. Kegagalan penutupan kanalis ini dapat menimbulkan terjadinya hernia Bochdalek.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hernia diafragmatika adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya defek pada diafragma yang menyebabkan timbulnya herniasi isi abdomen ke dalam cavum toraks.
Pembagian Hernia diafragmatika :
1. Hernia Kongenital (Hernia Foramen Bochadalek, Hernia Morgagni – lihat Bedah Anak)
2. Hernia Akuisita : Hernia Hiatal ( Hernia Sliding, Hernia Paraesofageal)
3. Hernia Diafragmatik Traumatika



















DAFTAR PUSTAKA


http://bedahumum.wordpress.com/2009/01/21/repair-hernia-diafragmatika/
http://healthreference-ilham.blogspot.com/2008/07/diafragmatika-hernia.html
Doenges, M.E. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. Jakarta
Ester, M., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, EGC. Jakarta
http://www.bedahugm.net/tag/hernia-diafragmatika/
Oswari, E. 2000, Bedah dan Perawatannya, FKUI. Jakarta























KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kelainan bedah pada Hernia diafragmatika”
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas kuliah “Ilmu Kesehatan Anak” dan dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu demi kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Dan berbagai kekurangan yang pasti ditemukan dalam penulisan makalah ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Untuk itu kepada pembaca yang budiman, penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Dan mudah – mudahan makalah ini ada manfaatnya amin.



Banyuwangi, 09 April 2010
Penulis










DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHUUAN
A. LATAR BELAKANG 1

BAB II PEMBAHASAN
A. DEFENISI 2
B. RUANG LINGKUP 2
C. ETIOLOGI 4
D. BOCHDALEK 5
E. MANIFESTASI KLINIS 6
F. DIAGNOSIS 7
G. PENATALAKSANAAN 7

BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Lafangey Parindey (2010) SCRip 400 MB


MORE INFO
Subtitle
http://www.mediafire.com/?l0ghnv2jey0ky2s
http://www.mediafire.com/?heaq9zxexp8arpk
http://www.mediafire.com/?wkvsiorkt33cp7d
http://www.mediafire.com/?a1dt60m194pxt56 
Password: flickjunction
INFORMASI :
[FORMAT]:…………………..[ Matroska
[GENRE]:……………………[ Romance
[FILE SIZE]:………………..[ 400MB
[NO OF CDs]:………………..[ 1
[RESOLUTION]:……………….[ 608x256
[FRAME RATE]:……………….[ 23.976 fps
[LANGUAGE ]:………………..[ Hindi
[SUBTITLES]:………………..[ N/A
[RUNTIME]:…………..[ 01:47:50
[SOURCE]:…………………..[ scrip
[iMDB RATING]:………………[ 6.8/10
Credit to flickjunction
 

Sabtu, 21 Agustus 2010

ECLIPSE 2009



http://www.mediafire.com/?4l89pp9hk72h4s0
http://www.mediafire.com/?lif4pt3qzql1zh2 
OR
The Twilight Saga : Eclipse DVDscr | Avi | 500Mb 
OR
http://www.mediafire.com/?57m22gcmb6csgao
http://www.mediafire.com/?m2gt2yjk388fl25
http://www.mediafire.com/?odqpxe2p0u8ippy
Password : mediafiremoviez.com
INFORMASI :
Size: 500 Mb| Language: English | Subtitles: N/A |
Genre: Fantasy, Romance, Thriller | Director: David Slade |
Starring: Xavier Samuel, Kristen Stewart, Robert Pattinson, 
Billy Burke, Justin Chon, Anna Kendrick, Michael Welch, Christian Serratos
Credit to Dod1/mediafiremoviez.com/Jie.Azz
 

THE BAND 2009



THE VOYEUR



BEBEK BELUR 2010




http://www.enterupload.com/hhqb1nnnkzlo/b3b3kb3lur-drip.cinema3satu.rmvb.001.html
http://www.enterupload.com/ok5lbk4pkqsv/b3b3kb3lur-drip.cinema3satu.rmvb.002.html
OR
Versi Avi 900 MB
http://www.mediafire.com/?j4lg1nasoyp3lt2
http://www.mediafire.com/?qp3bmq7u89tsd9o
http://www.mediafire.com/?49p5z3tbhlqc6yd
http://www.mediafire.com/?fu3cqc6mgsx0o8e
http://www.mediafire.com/?6t88e13lqdhb47t
OR
http://www.enterupload.com/xfm6enqrtn9o/Bebek.Belur.DVDrip.2010.avi.001.html
http://www.enterupload.com/5l9pyvv31zqo/Bebek.Belur.DVDrip.2010.avi.002.html
http://www.enterupload.com/v3z0gygp5f1b/Bebek.Belur.DVDrip.2010.avi.003.html
http://www.enterupload.com/jdwcmbnct2sh/Bebek.Belur.DVDrip.2010.avi.004.html
http://www.enterupload.com/zn0luib95vqt/Bebek.Belur.DVDrip.2010.avi.005.html
INFORMASI :
Director:Adrianto Sinaga
Writers:
David Rasyid (creator)
David Rasyid (writer)
Chairul Rijal (writer)
Release Date:8 April 2010 (Indonesia) 
Genre:Comedy
credit to rama @imzers.org

KETIKA CINTA BERTASBIH 2 2009 (IDW)



Downloads Ketika Cinta Bertasbih 2 [2009] IDWS CD 1
Downloads Ketika Cinta Bertasbih 2 [2009] IDWS CD 2
pass :kcbindoshared
join with HJsplit

Minggu, 15 Agustus 2010

tRU Legend/Su Qi-Er (2010

http://www.enterupload.com/wokmgchesri2/backup.TLegend.part1.rar.html
http://www.enterupload.com/0ia70i4cngxc/backup.TLegend.part2.rar.html
http://www.enterupload.com/bxmc8zkxfp2n/backup.TLegend.part3.rar.html
http://www.enterupload.com/0leax5kf73mj/backup.TLegend.part4.rar.html
http://www.enterupload.com/yhb4mantx3wu/backup.TLegend.part5.rar.html
OR
http://hotfile.com/dl/40827358/a1e59da/backup.TLegend.part1.rar.html
http://hotfile.com/dl/40827407/a8cae24/backup.TLegend.part2.rar.html
http://hotfile.com/dl/40827448/420ab00/backup.TLegend.part3.rar.html
http://hotfile.com/dl/40827483/7920213/backup.TLegend.part4.rar.html
http://hotfile.com/dl/40827501/601ca86/backup.TLegend.part5.rar.html
OR
http://rapidshare.com/files/382559095/backup.TLegend.part1.rar
http://rapidshare.com/files/382559186/backup.TLegend.part2.rar
http://rapidshare.com/files/382559182/backup.TLegend.part3.rar
http://rapidshare.com/files/382559189/backup.TLegend.part4.rar
http://rapidshare.com/files/382558833/backup.TLegend.part5.rar
informasi :
FORMAT: Matroska
GENRE: Action | Drama | History
FILE SIZE: 416 MiB
NO OF CDs: 1
RESOLUTION: 704 x 288
FRAME RATE: 25 fps
LANGUAGE : Cantonese
SUBTITLES: MUXED
RUNTIME: 01:54:37
ENCODER: abub
SOURCE: DVDRip

STEP UP 3D (2010)


http://www.mediafire.com/?9b19oduea6fh36h
http://www.mediafire.com/?vm79ic71m3cs6i9
OR 
http://www.megaupload.com/?d=EB3M4XAB
http://www.megaupload.com/?d=8ELTPITV 
INFORMASI :
Size: 297 MB RMVB| Language: English | Subtitles: N/A
Genre: Drama | Music | Romance Director: Jon Chu|
Starring: Rick Malambri, Adam G. Sevani, Sharni 
Vinson, Alyson Stoner
Credit to scenetube
Credit to Amy.VS.TeamGempak

Label